Yogi Ahmad Erlangga, Sang Pemecah Kebuntuan Ilmuwan Dunia Pada Metode Ekuasi Helmholtz

Ada banyak warga negara Indonesia yang menjadi ilmuwan ternama di dunia. Deretan nama seperti pakar penerbangan BJ Habibie dan penemu teknologi 4G Khoirul Anwar adalah salah satu contohnya. Namun dalam bidang lain, masih ada ilmuwan-ilmuwan yang berasal dari Indonesia dan menjadi buruan para konglomerat dunia bisnis perminyakan.

Dr. Yogi Ahmad Erlangga, alumni Teknik Penerbangan ITB 1993 dianugerahi penghargaan Achmad Bakrie untuk kategori ilmuwan muda berprestasi. Penghargaan Achmad Bakrie X tersebut diberikan oleh Freedom Institute pada Minggu (12/08/12). Yogi Ahmad Erlangga, yang merupakan dosen di Program Studi Teknik Penerbangan ITB dan sarjana cum-laude ilmu aeronautika di ITB serta S2 Matematika Terapan ini lalu melanjutkan S3 di kampus Delft University of Technology (DUT) di Belanda, ini mendapatkan gelar tersebut atas prestasinya menyelesaikan persamaan Helmholtz menggunakan matematika numerik secara cepat (robust).



Penghargaan Achmad Bakrie diberikan oleh Freedom Institute yang didirikan oleh Aburizal Bakrie. Dalam pembuka acara, Aburizal memaparkan alasan diberikannya penghargaan tersebut.
"Tokoh-tokoh ini telah memberikan dedikasi, dharma bakti, dan sumbangan positif dalam bidang ilmu dan pengabdian masing-masing," ujar Aburizal Bakrie.

Penelitian yang dilakukan sebagai riset PhD-nya itu menggunakan metode "Ekuasi Helmholtz". Metode tersebut merupakan cara untuk menginterpretasi data pengukuran gelombang akustik. Buah dari risetnya tersebut dapat mempercepat pemrosesan data seismik dalam survei cadangan minyak bumi. Tidak heran bila salah satu perusahaan minyak internasional antusias memberikan dana untuk menyelesaikan riset tersebut.

Yogi berhasil mempertahankan tesisnya di Auditorium Delft University of Technology (DUT), Belanda di hadapan para penguji pada Desember 2005. Ia tertantang oleh perusahaan minyak Shell yang minta bantuan memecahkan rumus Helmholtz. Setelah mengadakan riset dengan menghabiskan dana sekitar Rp 6 miliar yang dibiayai Shell, akhirnya rumus itu mampu dipecahkan Yogi. Dari temuannya itu, persamaan Helmholtz yang digunakan dalam pemrosesan data seismik menjadi seratus kali lebih cepat. Hal ini menjadi angin segar bagi perusahaan minyak karena metode ini terbukti lebih baik dan cepat daripada yang biasa digunakan.


Kini Yogi Ahmad juga menjadi buruan universitas-universitas ternama dunia, untuk sekedar bisa hadir di kampus dan menggelar kuliah umum. Media elektronik juga tak ketinggalan berlomba-lomba mengundang Yogi untuk acara Talk Show.
“Banyak pakar yang menghindari penelitian untuk memecahkan rumus Helmholtz ini karena memang sangat sulit dan rumit,” kata Yogi.

Sarjana Aeronotika Tekuni Matematika Terapan
Mendapat gelar sarjana teknik di Program Studi Aeronotika dan Astronotika ITB pada 1998, Yogi
melanjutkan studinya di DUT, Belanda. Gelar master dan doktor didapatkannya di bidang matematika
terapan dari universitas yang sama.

Yogi yang sempat mengikuti program post-doctoral di Jerman tercatat pernah mejadi asisten profesor bidang matematika di Universitas Alfaisal, Arab Saudi. Saat menjadi asisten profesor, Yogi banyak melakukan penelitian di bidang aljabar linier dan analisis matriks.

Prestasi Yogi tersebut mencengangkan dunia iptek, dan mendapat ucapan selamat dari universitas di Eropa dan USA. Temuannya ini juga membuat banyak perusahaan minyak dunia meminta bantuan Yogi. Dengan rumus itu, mereka dapat 100 kali lebih cepat dalam menemukan sumber minyak di perut bumi melalui gelombang elektromagnetik. Profesor pembimbing Yogi, Dr. Vees Vuik mengaku bangga atas keberhasilan risetnya.
"Berdasarkan respon-respon yang kami terima dari industri maupun universitas-universitas asing, kami yakin bahwa karya itu telah memecahkan masalah yang telah berlangsung selama tiga puluh tahun," ungkap Vuik dalam siaran Pers DUT.

Riset yang dilakukan Yogi tersebut ternyata tidak hanya berbuah manis dalam industri minyak bumi saja tetapi juga industri-industri lainnya. Karena persamaan Helmholtz mendeskripsikan perilaku gelombang secara umum maka penemuan ini berimbas juga pada industri yang menggunakan sifat gelombang seperti industri radar untuk penerbangan dan juga aplikasi laser. Selain itu ternyata hasil riset ini juga mampu mengembangkan industri blu-ray disc karena dapat menambah kapasistas penyimpanan data.

Dulu, BJ Habibie menemukan rumus yang mampu mempersingkat prediksi perambatan retak hingga mendapat julukan Mr. Crack. Banyak industri penerbangan di berbagai negara memakai rumus penemuan Habibie tersebut, termasuk NASA di Amerika, kini, Dr. Yogi Ahmad Erlangga meneruskan kehebatan Habibie dengan menemukan dan memecahkan rumus persamaan Helmholtz


Sumber:
* http://www.itb.ac.id/news/3665.xhtml
* http://islamedia.id/yogi-ahmad-erlangga-pemecah-rumus-matematika-helmholtz/
* http://www.timesindonesia.co.id/baca/108501/2/20151115/130234/dr-yogi-ahmad-erlangga-ilmuwan-matematika-kelas-dunia-dari-indonesia/

Share this

Related Posts

Latest
Previous
Next Post »

Please comment here ....